Menurut Satria (2002), masyarakat peasant
memiliki beberapa ciri-ciri yaitu:
- Mempunyai identitas yang khas (distinctiveness),
- Terdiri dari jumlah penduduk dengan jumlah yang cukup terbatas (smallness) sehingga masih saling mengenal sebagai individu yang berkepribadian.,
- Bersifat seragam dengan diferensiasi terbatas (homogeneity),
- Kebutuhan hidup penduduknya sangat terbatas sehingga semua dapat dipenuhi sendiri tanpa bergantung pada pasar di luar (all-providing self sufficiency),
a.
Adaptasinya pasif,
b.
Rendahnya tingkat invasi,
c.
Tebalnya rasa kolektivitas,
d.
Kebiasaan hidup yang lamban,
e.
Kepercayaan kepada takhayul,
f.
Kebutuhan material yang bersahaja,
g.
Rendahnya kesadaran terhadap waktu,
h.
Cenderung bersifat praktis,
i.
Standar moral yang kaku.
Menurut Suharto
(2003), ciri – ciri masyarakat peasant adalah sebagai berikut:
a.
Cara kerjanya masih tradisional belum banyak
mempergunakan peralatan mekanis.
b. Sabar dan tawakal serta banyak
tergantung kepada alam.
c. Merupakan jumlah terbesar dari
penduduk Indonesia dan umumnya tinggal di pedesaan.
d. Umumnya masih merupakan petani dan nelayan
kecil.
Ciri-ciri nelayan sebagai peasant
yaitu :
“These fisherman as forming part of a peasant
economy: with relative simple, non-mechanical technology; small scale
production units; and a substantial producion for such an economy may be
outlined. In peasant economy, the manner of apportioning the product of the
economy process is in some cases not very cleary definied in an overt way-as
when the producing unit is an individual family; in other cases, it may be laid
dwn by definite rules of custom and be quite complex” Menurut Firth (1971)
dalam Satria (2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar