Ilmu antropologi serta sub–sub ilmunya juga mempunyai
hubungan yang sangat banyak dengan
ilmu–ilmu lain. Hubungan itu biasanya bersifat timbal balik. Antropologi
perlu bantuan ilmu–ilmu lain itu, dan sebaliknya ilmu–ilmu lain itu masing–masing
juga memerlukan bantuan antropologi.
Menurut Koentjaraningrat (2002), hubungan antara
antropologi dengan beberapa ilmu-ilmu sosial antara lain:
a. Hubungan
antara Ilmu Geologi dan Antropologi.
Bantuan ilmu geologi yang mempelajari ciri–ciri lapisan
bumi serta perubahan – perubahannya, terutama dibutuhkan oleh sub-ilmu
paleoantroologi dan prehistori untuk menetapkan umur relatif dan fosil–fosil
mahluk primitif dan fosil – fosil manusia dari zaman dahulu, serta
artefak–artefak dan bekas–bekas kebudayaan yang digali dalam lapisan-lapisan
bumi. Hal ini mungkin dengan terutama menganalisa dengan metode-metode geologi,
umur dari lapisan-lapisan bumi tempat artefak-artefak tadi terkandung.
b. Hubungan antara Ilmu Paleontologi dan
Antropologi.
Bantuan dari paleontologi sebagai ilmu yang meneliti
fosil mahluk-mahluk kala dahulu untuk membuat suatu rekonstruksi tentang proses
evolusi bentuk-bentuk mahluk dari kala dahuluhingga sekarang, tentu juga sangat
diperlukan ilmu paleo-antropologi dan prehistori. Pengertian tentang umur dari
fosil-fosil kera dan fosil-fosil manusia, artefak-artefak bekas kebudayaan yang
digali itu, dapat juga dicapai dengan mengetahui umur relatif dari fosil-fosil
paleontologiyang terdapat didekatnya.
c. Hubungan antara Ilmu Anatomi dan Antropologi.
Seorang sarjana antropologi-fisik, baik yang mengkhusus
kepada aleo-antropologi maupun yang meneliti ciri-ciri ras-ras di dunia, sangat
perlu akan ilmu anatomi karena ciri-ciri dari berbagai bagian kerangka manusia,
berbagai bagian tengkorak, dan ciri-ciri dari bagian tubuh manusia pada
umumnya, menjadi objek penelitian yang terpenting dari seorang ahli
antropologi-fisik untuk mendapat pengertian tentang soal asal mula dan
penyebaran manusia serta hubungan antara ras-ras di dunia.
d. Hubungan antara Ilmu Kesehatan masyarakat
dan Antropologi.
Terlepas dari data mengenai konsepsi dan sikap penduduk
desa tentang kesehatan, tentang sakit, terhadap dukun, terhadap obat-obatan
tradisional, terhadap kebiasaan dan pantangan makan dan sebagainya, ilmu
antropologi juga dapat memberi kepada para dokter kesehatan masyarakat yang
akan bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan aneka warna kebudayaan,
metode-metode dan cara-cara untuk segera mengerti dan menyesuaikan diri dengan
kebudayaan dan adat-istiadat lain.
e. Hubungan antara Ilmu Linguistik dan
Antropologi.
Ilmu linguistik (ilmu bahasa) mula-mula terjadi dalam
masa akhir abad-18, ketika para sarjana mulai mengupas naskah-naskah klasik
dalam bahasa Indo-German (Latin, Yunani, Gotis, Avestis, Sansekerta, dsb).
Sekarang ilmu linguistik telah berkembang menjadi suatu ilmu yang berusaha
mengembangkan konsep-konsep dan metode-metode untuk mengupas segala macam
bentuk bahasa apapun juga, dari daerah maupun juga di dunia. Dengan demikian dapat
dicapai suatu pengertian tentang ciri-ciri dasar dari tiap bahasa di dunia
secara cepat dan mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar